Makalah Sosiologi Hukum
MAKALAH LAPORAN PENELITIAN
PERILAKU MEROKOK DIKALANGAN REMAJA
Disusun oleh :
11010115120024
FAKULTAS HUKUM
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Fenomena
merokok dikalangan remaja usia sekolah bukan hal yang asing lagi. Berdasarkan
data Direktorat Jenderal Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, sebelum
tahun 1995 prevalensi remaja terhadap rokok hanya tujuh persen. Pada 2010 naik
menjadi 19 persen. 54,1 persen orang di atas usia 15 tahun merokok dan 43,3
persen dari jumlah keseluruhan mulai merokok pada usia 14-19 tahun. Jumlah
perokok usia remaja di Indonesia terus meningkat. Secara keseluruhan, Indonesia
menepati peringkat lima di dunia sebagai jumlah perokok terbanyak di bawah
China, AS, Jepang dan Rusia.
Merokok merupakan salah satu masalah yang
sulit dipecahkan. Apalagi sudah menjadi masalah nasional dan bahkan
internasional. Hal ini menjadi sulit karena banyak faktor yang saling memicu,
sehingga seolah-olah sudah menjadi lingkaran setan. Para perokok merasakan
nikmatnya merokok begitu nyata, sampai dirasa memeberikan rasa menyenangkan dan
menyegarkan sehingga setiap harinya harus menyisihkan uang untuk merokok.
Kelompok lain, khususnya remaja pria merekan menganggap bahwa merokok adalah
merupakan ciri kejantanan yang membanggakan, sehingga mereka yang tidak merokok
malah justru diejek.
I.2 Rumusan Masalah
A.
Apa penyebab faktor-faktor perilaku merokok ?
B.
Bagaimana mencegah perilaku merokok pada remaja pada saat ini ?
I.3 Tujuan
A.
Mengetahui faktor-faktor perilaku merokok.
B.
Mengetahui mencegah perilaku merokok pada remaja pada saat ini.
BAB II
PEMBAHASAAN
II A. Faktor Penyebab Perilaku
Merokok
Rokok
dibuat dari bahan dasar tembakau. Daun tembakau mengandung nikotin dan sebagai
senyawa kimia lainnya yang berefek racun. Nikotin yang terdapat pada daun
tembakau merupakan zat beracun yang dalam dosis 60 mg saja dapat berakibat
fatal. Perilaku merokok merupakan perilaku yang berbahaya bagi kesehatan,
tetapi masih banayk orang yang melakukannya. Bahkan orang mulai merokok ketika
mereka masih remaja. Asal mulanya, orang yang mengisap rokok merasa tidak
nyaman, misalnya kepala pusing, mulut kering dan bau. Akan tetapi lama kelamaan
jika diteruskan berkali-kali dan dibiasakan maka perokok akan merasa nikmat dan
enak. Setelah itu menjadi ketagihan, kecanduan, dan tergantung, baik fisik
maupun psikis.
Ada berbagai alasan yang
dikemukakan oleh para ahli untuk menjawab mengapa sesorang merokok. Menurut
Levy setiap individu mempunyai kebiasaan merokok yang berbeda dan biasanya
disesuaikan dengan tujuan mereka merokok. Pendapat tersebut didukung oleh Smet
yang menyatakan bahwa sesorang merokok karen faktor-faktor sosio cultural
seperti kebiasaan budaya, kelas sosial, gengsi, dan tingkat pendidikan. Secara
umum menurut Kurt Lewis, bahwa perilaku merokok merupakan fungsi dari
lingkungan dan individu, artinya perilaku merokok selain disebabkan oleh faktor
dalam diri, juga disebabkan oleh faktor dalam diri, juga disebabkan oleh faktor
lingkungan. Adapun faktor lingkungan dari individu yaitu :
1.
Faktor Biologis
Banyak penelitian menunjukkan
bahwa nikotin dalam roko merupakan salah satu bahan kimia yang berperan penting
pada ketergantungan merokok.
2.
Faktor Psikologis
Merokok dapat bermakna untuk
meningkatkan konsentris, menghalau rasa kantuk, mengakrabkan suasana sehingga
timbul rasa persaudaraan, juga dapat memberikan kesan modern dan berwibawa,
sehingga bagi individu yang sering bergaul dengan orang lain, perilaku merokok
sulit untuk dihundari.
3.
Faktor Demografis
Faktor ini meliputi umur dan jenis
kelamin. Orang yang merokok pada usia dewasa semakin bnayak akan tetapi pengaruh
jenis kelamin zaman sekarang sudah tidak terlalu berperan karena baik pria
maupun wanita sekarang banyak yang merokok.
Faktor
lingkungan yaitu :
1.
Faktor Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial berpengaruh
terhadap sikap, kepercayaaan, dan perhatian individu pada perokok.
2.
Faktor Sosial-Kultural
Kebiasaan budaya, kelas sosial,
tingkat pendidikan, penghasilan dan gengsi pekerjaan akan mempengaruhi perilaku
merokok pada individu.
3.
Faktor Sosial Politik
Menambahkan kesadaran umum
berakibatkan pada langkah-langkah politik yang bersifat melindungi bagi
orang-orang yang tidak merokok dan usaha melancarkan kempanye-kempanye promosi
kesehatan untuk mengurangi perilaku merokok. Merokok menjadi masalah yang
bertambah besar di negara-negara berkembang di Indonesia.
II B. Mencegah Perilaku Merokok
Pada Remaja Pada Saat Ini
Diperlukan
tindakan dan pengarahan untuk mengatasi perilaku merokok pada remaja khususnya
para remaja yang masih mengecam bangku pendidikan. Disinilan peran guru
dibutuhkan, terlebih bagi guru BK dan guru agama adar pencegahan terhadap
perilaku merokok sehingga dapat meminilisir jumlah pelaku perokok. Larangan
merokok sudah menjadi aturan di sekolah tetapi masih tetap ada yang merokok
karena pada usia remaja rasa penasaran dan teman kelompok sangat mempengaruhi.
Siswa yang merokok dapat diketahui ciri-cirinya. Jika bertemu secara face to
face tercium dari aromanya, bibirnya terlihat hitam, dan ada zat yang menempel
di giginya.
Perilaku merokok perlu
pengangganan khusus. Dari pihat sekolah, setiap awal tahun pasti menekankan
aturan sekolah khususnya pelanggaran tentang merokok. Pihak sekolah juga
mendatangkan narasumber dari dinas kesehatan untuk memberikan untuk memberikan
penyuluhan atau sosialisasi tentang kesehatan, khususnya bahaya merokok. Selain
itu, sekolah bekerja sama dengan puskesmas setempat untuk mengadakan
pemeriksaan fisik secara menyeluruh sehingga mengetahuin siswa yang merokok.
Namun cara ini masih dianggap masih kurang efiktif karena siswa hanya sadar
beberapa saat setelah penyuluhan. Terlebih sekolah hanya bisa mengontrol pada
saat jam belajar di sekolah saja, setelah jam itu sekolah tidak dapat
mengontrol.
Untuk mencegah perilaku merokok di
kalangan remaja yaitu perlu kerja sama antara pihak sekolah dengan orangtua
unyuk mengawasi dan mengarahkan tingkah laku remaja. Salah satu kebutuhan
remaja adalah kebutuhan akan kasih sayang. Perhatian orangtua terhadap anak
merupakan salah satu kasih sayang terhadap anaknya. Sebalikanya oarang tua
mengetahui keadaan emosi anak, terutama ketika anak mengalami depresi sehingga
tidak sampai melampiaskannya pada perilaku merokok. Selain itu, penyuluhan
tentang bahaya merokok sebaiknya tidak hanya fokus ke jangka panjang saja
seperti dapat menyebabkan penyakit serius, tetapi jug aharus fokus ke jangka
pendek seperti merokok sama dengan membakar uang, dan lain sebagainnya.
BAB
III
PENUTUP
III.A KESIMPULAN
Perilaku
merokok adalah suatu kegiatan atau aktivitas membakar rokok dan kemudian
menghisapnya dan menghembuskannya keluar dan dapat menimbulkan asap yang dapat
terlihat oleh orang-orang disekitarnya. Perilaku merokok banyak menghinggapi
para remaja, karena remaja memiliki rasa penasaran atau rasa ingin mencoba-coba
yang tinggi. Faktor penyebab timbulnya
perokok yaitu faktor individual dan faktor lingkungan. Faktor individual
meliputi: faktor biologis, faktor psikologis, dan faktor demografis. Sedangakan
faktor lingkungan meliputi: faktor lingkungan sosial, faktor sosio-kulturm dan
faktor sosial politik.
Untuk menanggulangi perilaku
merokok diperlukan tindakan dan pengarahan yang dilakukan oleh sekolah
khususnya guru BK dan guru agama. Tindakan penyuluhan terhadap bahaya merokok
seharusnya melingkupi danpak jangka panjang dan jangka pendek. Tidak hanya
menjadi tanggungjawab sekolah aja tentang penanganan ini tetapi juga oarang
tua. Pada intinya orang tua dan sekolah harus memberikan teladan kepada siswa
untuk menggalkan perilaku merokok karena merokok dapat merugikan diri sendiri
dan orang lain.
DAFTAR
PUSTAKA
Ali, Mohammad, dan Mohammad
Asrori.2006.Psikoligi Remaja Perkembangan Peserta Didik.Jakarta:Bumi Aksara.
Dharmayati.2011.JumlahPerokokRemajaMeningkat.Onlinewww.yudiblablablapergaulanbebas.blogspot.com (diakses pada17 Mei 2016)
Dedyebha.blogspot.com/2012/03/makalahfenomenamerokokpadaremaja.html?m=1
Komentar
Posting Komentar